Rabu, 30 Mei 2018

BANK TERTUA DI INDONESIA


1.    PT Bank Rakyat Indonesia Tbk : Tahun 1895 
Bank Bri Merupakan Salah Satu Bank Tertua Yang Ada Di Indonesia. Tapi Tahukah Kamu Purwokerto Merupakan Cikal Bakal Berdirinya Bank Pertama Dan Terbesar Di Indonesia Ini. Siapa Yang Tidak Kenal Dengan Bank Bri Yang Diberikan Kepanjangan Dari Bank Rakyat Indonesia Yang Mana Bank Ini Memiliki Plat Merah Dan Terbesar Di Indonesia Yang Memiliki Aset Triliunan Rupiah Dan Terus Berkembang Hingga Saat Ini. 
Di Purwokerto Terdapat Museum Bank Bri Dan Destinasi Wajib Yang Harus Kamu Kunjungi Ketika Berada Di Purwokerto Yang Mana Bangunan Museum Bank Bri Ini Yang Menjadi Cikal Bakal  Berdirinya Kantor Bank Bri Pertama Di Indonesia Pada Tahun 1895. 
Menurut Sejarahnya, Bank Bri Didirikan Oleh Seorang Patih Banyumas Yang Bernama Raden Bei Aria Wirjaatmadja Pada Tanggal 16 Desember 1985 Dengan Nama Dalam  Bahasa Belanda De Poerwokerosche Hulp En Spaarbank Der Inlandsche Hooffden Yang Artinya Bank Bantuan Dan Simpanan Milik Kaum Pribumi Purwokerto. Hal Ini Dilakukan Raden Aria Sebagai Salah Satu Solusi Untuk Membantu Memberikan Pinjaman Dengan Bunga Rendah Sebagai Pelunasan Hutang Para Guru Dan Pribumi Kepada Rentinir Dengan Bunga Yang Sangat Tinggi.
Dan Di Dalam Musem Bri, Kita Bisa Menjumpai Koleksi-Koleksi  Mata Uang Yang Dulunya Berlaku Di Indonesia. Ada Yang Bentuknya Lucu-Lucu Baik Itu Uang Kertas Maupun Uang Logam. Selain Bisa Melihat Peninggalan Alat-Alat Keuangan Yang Pernah Dipakai Seperti Mesin Tik, Mesin Pembukuan Dari Berbagai Merk, Pesawat Telepon, Kalkulator Zaman Dulu, Mesin Penghitung Uang, Dan Masih Banyak Lagi Keunikan Yang Tersimpan Di Dalam Musem Bank Bri Ini. Selain Itu Juga Terdapat Piagam Penghargaan, Akta Pendirian Bank Bri Berbahasa Belanda, Dan Foto-Foto Jajaran Direksi Bank Bri.
Museum Bank Bri Dibuka Setiap Hari Minggu Hingga Kamis Mulai Dari Pukul 08.00 Wib Sampai Pukul 15.00 Wib. Untuk Masuk Ke Museum Bank Bri Juga Gratis Tidak Di Pungut Biaya Apapun.

2.    PT Bank Tabungan Negara Tbk: Tahun 1897


Pemerintah Hindia Belanda Melalui Koninklikij Besluit No.27 Tanggal 16 Oktober 1987 Mendirikan Postspaarbank, Kemudian Hidup Dan Berkembang Serta Tercatat Hingga Tahun 1939 Telah Memiliki 4 (Empat) Cabang Yaitu Jakarta, Medan, Surabaya Dan Makasar. 
Pada Tahun 1940 Kegiatanya Terganggu, Sebagai Akibat Penyeburan Jerman Atas Netherland Yang Mengakibatkan Penarikan Tabungan Besar - Besaran Dalam Waktu Yang Relatif Singkat (Rush). Namun Demikian Keadaan Keuangan Postspaarbank Pulih Kembali Pada Tahun 1941. Pada Tahun 1942 Hindia Belanda Menyerah Tanpa Syarat Kepada Pemerintah Jepang.
Jepang Membekukan Kegiatan Postspaarbank Dan Mendirikan Tyokin Kyoku Sebuah Bank Yang Bertujuan Untuk Menarik Dana Masyarakat Melalui Tabungan. Usaha Pemerintah Jepang Ini Tidak Sukses Karena Dilakukan Dengan Paksaan. Tyokin Kyoku Hanya Mendirikan Satu Cabang Yaitu Cabang Yogyakarta. 
Proklamasi Kemerdekaan Ri 17 Agustus 1945 Telah Memberikan Inspirasi Kepada Bapak Darmosoetanto Untuk Memprakarsai Pengambil Alihan Tyokin Kyoku Dari Pemerintah Jepang Ke Ri Dan Terjadilah Penggantian Nama Menjadi Kantor Tabungan Pos. Bapak Darmosoetanto Ditetapkan Oleh Pemerintah Ri Menjadi Direktur Yang Pertama.
Tugas Pertama Kantor Tabungan Pos Adalah Melakukan Penukaran Uang Jepang Dengan Uang Republik Indonesia (Ori). Tetapi Kegiatan Kantor Tabungan Pos Tidak Berumur Panjang, Karena Agresi Belanda Pada Desember 1946 Mengakibatkan Didudukinya Semua Kantor Termasuk Kantor Cabang Dari Kantor Tabungan Pos Hingga Tahun 1949.

3.    PT Bank Saudara Tbk: Tahun 1906

PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbkn Bermula Pada Tahun 1906 Ketika Organisasi Saudagar Passer Baroe Yang Diprakarsai Oleh H. Basoeni, H. Damiri, Dan H. Bajoen, Bersama Tujuh Saudagar Lainnya, Mendirikan Organisasi Di Bidang Ekonomi Bernama Himpoenan Soedara (“Hs”), Yang Bertujuan Untuk Menyalurkan Usaha Jasa Keuangan Secara Simpan-Pinjam. 
Organisasi Ini Memperoleh Pengesahan Sebagai “Vereeniging” Atau “Perkumpulan” Berdasarkan Peraturan Pada Zaman Kolonial Belanda Yaitu Keputusan Pemerintah Umum No. 33 Tanggal 4 Oktober 1913 Yang Telah Diubah Dan Disahkan Terakhir Berdasarkan Keputusan Umum No. 15 Tanggal 16 Oktober 1935. Perkumpulan Himpoenan Soedara Secara Resmi Mendapatkan Izin Untuk Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Bank Tabungan Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 249.542/U.M Ii Tanggal 11 November 1955.
Pada Tahun 1974, Dilakukan Perubahan Bentuk Hukum Perkumpulan Himpoenan Soedara Menjadi Perseroan Terbatas Dengan Nama “Pt Bank Tabungan Hs 1906”. Perubahan Bentuk Menjadi Badan Hukum Tersebut Dilakukan Berdasarkan Akta Pendirian No. 30 Tanggal 15 Juni 1974 Yang Dibuat Di Hadapan Noezar, S.H., Notaris Di Bandung. Pada Tahun 1992, Terjadi Perubahan Kepemilikan Saham Bank Dengan Masuknya Ir. Arifin Panigoro Beserta Pt Medco Intidinamika (Dahulu Bernama Pt Meta Epsi Intidinamika Corporation) (“Medco Group”) Sebagai Pemegang Saham Mayoritas Bank. Pada Tahun Yang Sama, Nama Pt Bank Tabungan Hs 1906 Berubah Menjadi “Pt Bank Hs 1906” Berdasarkan Akta No. 57 Tertanggal 18 April 1992, Dibuat Dihadapan Tien Norman Lubis, Sh, Notaris Di Bandung.
Pada Tahun 2004, Pt Bank Hs 1906 Berubah Nama Menjadi “Pt Bank Himpunan Saudara 1906” Berdasarkan Akta No.31 Tertanggal 17 Mei 2004, Dibuat Dihadapan Rita Novita, Sh, Sebagai Pengganti Dari Tien Norman Lubis, Sh, Notaris Di Bandung. Akta Tersebut Telah Mendapatkan Persetujuan Dari Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Sekarang Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia) Berdasarkan Surat Keputusan No.C-25272 Ht.01.04.Th.2004 Tertanggal 11 Oktober 2004.
Tahun 2006 Merupakan Babak Baru Bagi Bank Dengan Menjadi Perusahaan Terbuka Melalui Penawaran Umum Saham Perdana Kepada Masyarakat (Initial Public Offering) Atas 500.000.000 Saham Dengan Nilai Nominal Rp100 Per Saham, Harga Penawaran Rp115 Per Saham Dan Melakukan Pencatatan Pada Bursa Efek Indonesia (Dahulu Bursa Efek Jakarta) Dengan Kode “Sdra” Pada Tanggal 15 Desember 2006. Pada Tahun Tersebut, Bank Memperkenalkan Nama Panggilan Komersialnya Yaitu “Bank Saudara” Disertai Dengan Perubahan Logo Perusahaan.

4.             PT Bank Qnb Kesawan Tbk Tahun: 1913

Pada tahun 1913 , Khoe Tjin Tek Dan Owh Chooi Eng Mendirikan Nv Chunghwa Shangyeh Atau The Chinese Trading Company Limited Di Medan Dan Menjadi Managing Director Dan Chairman . Chunghwa Shangyeh Nv Bergerak Dalam Bidang Simpan Pinjam Sektor , Serta Perdagangan Umum.
Pada Tahun 1958 , Chunghwa Shangyeh Nv Telah Resmi Berubah Menjadi Bank Komersial , Dan Pada Tahun 1962 Baru Nama Menjadi Pt . Bank Chunghwa Shangyeh . Pada Tahun 1965 Pt . Bank Chunghwa Shangyeh Berubah Nama Menjadi Pt . Bank Kesawan , Untuk Memperkuat Posisi Perbankan Dan Ekspansi Bisnis . Bank Kesawan Mabes Kemudian Pindah Ke Jakarta Pada Tahun 1990.
Pada Tahun 1995 Bank Kesawan Memperoleh Lisensi Pedagang Valuta Asing Dan Pada Tahun 1996 Ditingkatkan Menjadi Bank Devisa Dan Bank Pembayaran Pajak . Meskipun Krisis Ekonomi Pada Tahun 1998 , Bank Kesawan Dinilai Sebagai Salah Satu Dari " A " Bank Oleh Bank Indonesia . Setelah Pencapaian Tersebut, Bank Kesawan Dianugerahi Sebagai Salah Satu Dari " The Best Performance " Bank-Bank Di Beberapa Kategori Oleh Majalah Infobank Pada Tahun 2000.
Pada Tahun 2002 Sistem Operasi Beralih Dari Manual Ke Sistem Online Di Seluruh Cabang Bank Kesawan . Bank Kesawan Go Public Pada Tahun 2002 Melalui Penawaran Umum Perdana 78.800.000 Saham Di Bursa Efek Jakarta . Sebuah Acara Yang Sama , Waran Seri I Dikeluarkan Untuk Jangka Waktu 2003 Sampai 2005 .
Sebagai Hasil Dari Penawaran Umum Terbatas Ini , Qatar National Bank Saq Telah Menjadi Pemegang Saham Utama Bank Yang Memiliki 69,59 % Dari Total Saham Bank . Pada Tanggal 27 Januari Tahun Ini, Nama Pt Bank Kesawan Tbk Resmi Berubah Menjadi Pt Bank Qnb Kesawan Tbk Seiring Masuknya Qatar National Bank (Qnb) Menjadi Pemilik Saham Mayoritas. Qnb Memiliki Sekitar 69,59% Saham Qnb Kesawan. Dalam Bisnisnya, Qnb Berambisi Menjadi 50 Bank Besar Di Dunia. Untuk Itu, Mereka Perlu Mengembangkan Bisnis Secara Ekspansif, Sampai Ke Indonesia.

5.    PT Bank Ocbc Nisp Tbk: Tahun 1941 
Bank Ocbc Nisp Dikenal Dengan Nama Bank Nisp Disebut Sebagai “Bank”, Merupakan Bank Tertua Keempat Di Indonesia Yang Didirikan Pada Tanggal 4 April 1941 Di Bandung Dengan Nama Nv Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank. Keberadaan Bank Ocbc Nisp Di Industri Perbankan Indonesia Selama Lebih Dari 76 Tahun Tidak Lepas Dari Sosok Karmaka Surjaudaja Dan Lelarati Lukman. Karmaka Surjaudaja Mulai Mengelola Bank Pada Tahun 1963 Dengan Jabatan Direktur Operasional. 
Di Tengah Kondisi Indonesia Yang Sedang Bergejolak Saat Itu, Bank Tumbuh Dengan Sehat Dan Berhasil Melalui Beberapa Krisis, Salah Satunya Sanering Pada Tahun 1965. Keberhasilan Ini Membawa Karmaka Surjaudaja Diangkat Menjadi Presiden Direktur Pada Tahun 1971–1997 Dan Presiden Komisaris Pada Tahun 1997– 2008. Kesuksesan Karmaka Surjaudaja Juga Terinspirasi Oleh Lelarati Lukman, Sang Pendamping Yang Setia Mendukungnya Dalam Mengelola Bank. Lelarati Lukman Menjabat Sebagai Komisaris Tahun 1982 – 2011. 
Atas Pengabdian Dan Pengorbanannya Yang Luar Biasa Selama Lebih Dari 40 Tahun, Karmaka Surjaudaja Dan Lelarati Lukman Diberikan Gelar Chairman Emeritus Serta Commissioner Emeritus, Dan Senior Advisor Di Bank Ocbc Nisp Pada Tahun 2008. Sejak Tahun 2015 Kemudian Berubah Menjadi Founding Chairman Dan Founding Chairwoman. Walaupun Mereka Tidak Lagi Menjabat Secara Struktural, Tapi Landasan, Nilai, Dan Budaya Yang Diterapkan Keduanya Terus Melekat Dalam Hati Seluruh Keluarga Besar Bank. Sejak Awal Pendirian, Bank Dijalankan Dengan Mengedepankan Prinsip Kehati-Hatian Dan Fokus Untuk Melayani Segmen Usaha Kecil Dan Menengah (Ukm). 
Pada Tahun 1967, Bank Menaikkan Status Operasionalnya Dari Bank Tabungan Menjadi Bank Komersial. Peningkatan Status Tersebut Didukung Atas Keberhasilan Perusahaan Yang Terus Bertumbuh Di Tengah Kondisi Kekacauan Ekonomi Dan Politik Yang Kurang Kondusif Pada Tahun Itu. Sejalan Dengan Perkembangan Yang Dicapai, Bank Kemudian Dinaikkan Statusnya Menjadi Bank Devisa Pada Tahun 1990. Dalam Rangka Mengantisipasi Pasar Yang Makin Terbuka Dan Persaingan Serta Memperkuat Struktur Permodalan, Bank Mencatatkan Sahamnya Di Bursa Efek Indonesia (Dahulu Bursa Efek Jakarta) Pada Tahun 1994.
Pencatatan Saham Ini Menjadikan Bank Sebagai Perusahaan Terbuka. Anggaran Dasar Bank Juga Sudah Mengalami Beberapa Kali Perubahan, Terakhir Dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 33 Tanggal 9 April 2015 Yang Dibuat Di Hadapan Notaris Fathiah Helmi, Sh, Di Jakarta. Akta Tersebut Telah Dicatat Oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum – Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. Ahuah.01.03-0929451 Tanggal 5 Mei 2015 Dan Telah Didaftarkan Dalam Daftar Perusahaan No. Ahu-3500716.Ah.01.11. Tahun 2015 Tanggal 5 Mei 2015.


Sumber:






Tidak ada komentar:

Soal UTS Sistem Informasi Perbankan

1.         Kegiatan bank sebagai lembaga keuangan adalah, kecuali... a.     Menghimpun dana                                   c. Memberik...