1. PT
Bank Rakyat Indonesia Tbk :
Tahun 1895
Bank Bri Merupakan Salah Satu Bank Tertua Yang Ada Di Indonesia. Tapi Tahukah Kamu Purwokerto Merupakan Cikal
Bakal Berdirinya Bank Pertama Dan Terbesar Di Indonesia Ini. Siapa Yang Tidak Kenal Dengan Bank Bri
Yang Diberikan Kepanjangan Dari Bank Rakyat Indonesia Yang Mana Bank Ini
Memiliki Plat Merah Dan
Terbesar Di Indonesia Yang Memiliki Aset Triliunan Rupiah Dan Terus Berkembang
Hingga Saat Ini.
Di Purwokerto Terdapat Museum Bank Bri Dan Destinasi Wajib Yang Harus
Kamu Kunjungi Ketika Berada Di Purwokerto Yang Mana Bangunan Museum Bank Bri
Ini Yang Menjadi Cikal Bakal Berdirinya Kantor Bank Bri Pertama Di
Indonesia Pada Tahun 1895.
Menurut Sejarahnya, Bank Bri Didirikan Oleh Seorang Patih Banyumas Yang
Bernama Raden Bei Aria Wirjaatmadja Pada Tanggal 16 Desember 1985 Dengan Nama
Dalam Bahasa Belanda De Poerwokerosche Hulp En Spaarbank Der Inlandsche
Hooffden Yang Artinya Bank Bantuan Dan Simpanan Milik Kaum Pribumi Purwokerto.
Hal Ini Dilakukan Raden Aria Sebagai Salah Satu Solusi Untuk Membantu
Memberikan Pinjaman Dengan Bunga Rendah Sebagai Pelunasan Hutang Para Guru Dan
Pribumi Kepada Rentinir Dengan Bunga Yang Sangat Tinggi.
Dan Di Dalam Musem Bri, Kita Bisa Menjumpai Koleksi-Koleksi
Mata Uang Yang Dulunya Berlaku Di Indonesia. Ada Yang Bentuknya Lucu-Lucu
Baik Itu Uang Kertas Maupun Uang Logam. Selain Bisa Melihat Peninggalan
Alat-Alat Keuangan Yang Pernah Dipakai Seperti Mesin Tik, Mesin Pembukuan Dari
Berbagai Merk, Pesawat Telepon, Kalkulator Zaman Dulu, Mesin Penghitung Uang,
Dan Masih Banyak Lagi Keunikan Yang Tersimpan Di Dalam Musem Bank Bri Ini.
Selain Itu Juga Terdapat Piagam Penghargaan, Akta Pendirian Bank Bri Berbahasa
Belanda, Dan Foto-Foto Jajaran Direksi Bank Bri.
Museum Bank Bri Dibuka Setiap Hari Minggu Hingga Kamis Mulai Dari Pukul
08.00 Wib Sampai Pukul 15.00 Wib. Untuk Masuk Ke Museum Bank Bri Juga Gratis
Tidak Di Pungut Biaya Apapun.
2.
PT Bank
Tabungan Negara Tbk: Tahun 1897
Pemerintah Hindia Belanda Melalui Koninklikij Besluit No.27
Tanggal 16 Oktober 1987 Mendirikan Postspaarbank, Kemudian Hidup Dan
Berkembang Serta Tercatat Hingga Tahun 1939 Telah Memiliki 4 (Empat) Cabang
Yaitu Jakarta, Medan, Surabaya Dan Makasar.
Pada Tahun 1940 Kegiatanya Terganggu, Sebagai Akibat
Penyeburan Jerman Atas Netherland Yang Mengakibatkan Penarikan Tabungan
Besar - Besaran Dalam Waktu Yang Relatif Singkat (Rush). Namun Demikian
Keadaan Keuangan Postspaarbank Pulih Kembali Pada Tahun 1941. Pada Tahun 1942 Hindia Belanda
Menyerah Tanpa Syarat Kepada Pemerintah Jepang.
Jepang Membekukan Kegiatan Postspaarbank Dan
Mendirikan Tyokin Kyoku Sebuah Bank Yang Bertujuan Untuk Menarik Dana
Masyarakat Melalui Tabungan. Usaha Pemerintah Jepang Ini Tidak Sukses Karena
Dilakukan Dengan Paksaan. Tyokin Kyoku Hanya Mendirikan Satu Cabang
Yaitu Cabang Yogyakarta.
Proklamasi Kemerdekaan Ri 17 Agustus 1945 Telah Memberikan
Inspirasi Kepada Bapak Darmosoetanto Untuk Memprakarsai Pengambil Alihan Tyokin
Kyoku Dari Pemerintah Jepang Ke Ri Dan Terjadilah Penggantian Nama Menjadi
Kantor Tabungan Pos. Bapak Darmosoetanto Ditetapkan Oleh Pemerintah Ri Menjadi
Direktur Yang Pertama.
Tugas Pertama Kantor Tabungan Pos Adalah Melakukan Penukaran
Uang Jepang Dengan Uang Republik Indonesia (Ori). Tetapi Kegiatan Kantor
Tabungan Pos Tidak Berumur Panjang, Karena Agresi Belanda Pada Desember 1946
Mengakibatkan Didudukinya Semua Kantor Termasuk Kantor Cabang Dari Kantor
Tabungan Pos Hingga Tahun 1949.
3.
PT Bank
Saudara Tbk: Tahun 1906
PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbkn Bermula Pada Tahun
1906 Ketika Organisasi Saudagar Passer Baroe Yang Diprakarsai Oleh H. Basoeni,
H. Damiri, Dan H. Bajoen, Bersama Tujuh Saudagar Lainnya, Mendirikan Organisasi
Di Bidang Ekonomi Bernama Himpoenan Soedara (“Hs”), Yang Bertujuan Untuk
Menyalurkan Usaha Jasa Keuangan Secara Simpan-Pinjam.
Organisasi Ini Memperoleh Pengesahan Sebagai “Vereeniging”
Atau “Perkumpulan” Berdasarkan Peraturan Pada Zaman Kolonial Belanda Yaitu
Keputusan Pemerintah Umum No. 33 Tanggal 4 Oktober 1913 Yang Telah Diubah Dan
Disahkan Terakhir Berdasarkan Keputusan Umum No. 15 Tanggal 16 Oktober 1935.
Perkumpulan Himpoenan Soedara Secara Resmi Mendapatkan Izin Untuk Melakukan
Kegiatan Usaha Sebagai Bank Tabungan Berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia No. 249.542/U.M Ii Tanggal 11 November 1955.
Pada Tahun 1974, Dilakukan Perubahan Bentuk Hukum
Perkumpulan Himpoenan Soedara Menjadi Perseroan Terbatas Dengan Nama “Pt Bank
Tabungan Hs 1906”. Perubahan Bentuk Menjadi Badan Hukum Tersebut Dilakukan
Berdasarkan Akta Pendirian No. 30 Tanggal 15 Juni 1974 Yang Dibuat Di Hadapan
Noezar, S.H., Notaris Di Bandung. Pada Tahun 1992, Terjadi Perubahan
Kepemilikan Saham Bank Dengan Masuknya Ir. Arifin Panigoro Beserta Pt Medco
Intidinamika (Dahulu Bernama Pt Meta Epsi Intidinamika Corporation) (“Medco
Group”) Sebagai Pemegang Saham Mayoritas Bank. Pada Tahun Yang Sama, Nama Pt
Bank Tabungan Hs 1906 Berubah Menjadi “Pt Bank Hs 1906” Berdasarkan Akta No. 57
Tertanggal 18 April 1992, Dibuat Dihadapan Tien Norman Lubis, Sh, Notaris Di
Bandung.
Pada Tahun 2004, Pt Bank Hs 1906 Berubah Nama Menjadi “Pt
Bank Himpunan Saudara 1906” Berdasarkan Akta No.31 Tertanggal 17 Mei 2004,
Dibuat Dihadapan Rita Novita, Sh, Sebagai Pengganti Dari Tien Norman Lubis, Sh,
Notaris Di Bandung. Akta Tersebut Telah Mendapatkan Persetujuan Dari Menteri
Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Sekarang Menteri Hukum Dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia) Berdasarkan Surat Keputusan No.C-25272
Ht.01.04.Th.2004 Tertanggal 11 Oktober 2004.
Tahun 2006 Merupakan Babak Baru Bagi Bank Dengan Menjadi
Perusahaan Terbuka Melalui Penawaran Umum Saham Perdana Kepada Masyarakat
(Initial Public Offering) Atas 500.000.000 Saham Dengan Nilai Nominal Rp100 Per
Saham, Harga Penawaran Rp115 Per Saham Dan Melakukan Pencatatan Pada Bursa Efek
Indonesia (Dahulu Bursa Efek Jakarta) Dengan Kode “Sdra” Pada Tanggal 15
Desember 2006. Pada Tahun Tersebut, Bank Memperkenalkan Nama Panggilan
Komersialnya Yaitu “Bank Saudara” Disertai Dengan Perubahan Logo Perusahaan.
4.
PT Bank Qnb Kesawan Tbk Tahun: 1913
Pada tahun 1913 , Khoe Tjin Tek Dan Owh Chooi Eng Mendirikan
Nv Chunghwa Shangyeh Atau The Chinese Trading Company Limited Di Medan Dan
Menjadi Managing Director Dan Chairman . Chunghwa Shangyeh Nv Bergerak Dalam
Bidang Simpan Pinjam Sektor , Serta Perdagangan Umum.
Pada Tahun 1958 , Chunghwa Shangyeh Nv Telah Resmi Berubah
Menjadi Bank Komersial , Dan Pada Tahun 1962 Baru Nama Menjadi Pt . Bank Chunghwa
Shangyeh . Pada Tahun 1965 Pt . Bank Chunghwa Shangyeh Berubah Nama Menjadi Pt
. Bank Kesawan , Untuk Memperkuat Posisi Perbankan Dan Ekspansi Bisnis . Bank
Kesawan Mabes Kemudian Pindah Ke Jakarta Pada Tahun 1990.
Pada Tahun 1995 Bank Kesawan Memperoleh Lisensi
Pedagang Valuta Asing Dan Pada Tahun 1996 Ditingkatkan Menjadi Bank Devisa Dan
Bank Pembayaran Pajak . Meskipun Krisis Ekonomi Pada Tahun 1998 , Bank
Kesawan Dinilai Sebagai Salah Satu Dari " A " Bank Oleh Bank
Indonesia . Setelah Pencapaian Tersebut, Bank Kesawan Dianugerahi Sebagai Salah
Satu Dari " The Best Performance " Bank-Bank Di Beberapa Kategori
Oleh Majalah Infobank Pada Tahun 2000.
Pada Tahun 2002 Sistem Operasi Beralih Dari Manual Ke Sistem
Online Di Seluruh Cabang Bank Kesawan . Bank Kesawan Go Public Pada
Tahun 2002 Melalui Penawaran Umum Perdana 78.800.000 Saham Di Bursa Efek
Jakarta . Sebuah Acara Yang Sama , Waran Seri I Dikeluarkan Untuk Jangka Waktu
2003 Sampai 2005 .
Sebagai Hasil Dari Penawaran Umum Terbatas Ini , Qatar National
Bank Saq Telah Menjadi Pemegang Saham Utama Bank Yang Memiliki 69,59 % Dari
Total Saham Bank . Pada Tanggal 27 Januari Tahun Ini, Nama Pt Bank Kesawan Tbk
Resmi Berubah Menjadi Pt Bank Qnb Kesawan Tbk Seiring Masuknya Qatar National
Bank (Qnb) Menjadi Pemilik Saham Mayoritas. Qnb Memiliki Sekitar 69,59% Saham
Qnb Kesawan. Dalam Bisnisnya, Qnb Berambisi Menjadi 50 Bank Besar Di Dunia.
Untuk Itu, Mereka Perlu Mengembangkan Bisnis Secara Ekspansif, Sampai Ke
Indonesia.
5.
PT Bank Ocbc Nisp Tbk: Tahun 1941
Bank Ocbc Nisp Dikenal Dengan Nama Bank Nisp Disebut Sebagai
“Bank”, Merupakan Bank Tertua Keempat Di Indonesia Yang Didirikan Pada Tanggal
4 April 1941 Di Bandung Dengan Nama Nv Nederlandsch Indische Spaar En Deposito
Bank. Keberadaan Bank Ocbc Nisp Di Industri
Perbankan Indonesia Selama Lebih Dari 76 Tahun Tidak Lepas Dari Sosok Karmaka
Surjaudaja Dan Lelarati Lukman. Karmaka
Surjaudaja Mulai Mengelola Bank Pada Tahun 1963 Dengan Jabatan Direktur
Operasional.
Di Tengah Kondisi Indonesia Yang Sedang Bergejolak Saat Itu,
Bank Tumbuh Dengan Sehat Dan Berhasil Melalui Beberapa Krisis, Salah Satunya
Sanering Pada Tahun 1965. Keberhasilan
Ini Membawa Karmaka Surjaudaja Diangkat Menjadi Presiden Direktur Pada Tahun
1971–1997 Dan Presiden Komisaris Pada Tahun 1997– 2008. Kesuksesan Karmaka
Surjaudaja Juga Terinspirasi Oleh Lelarati Lukman, Sang Pendamping Yang Setia
Mendukungnya Dalam Mengelola Bank. Lelarati Lukman Menjabat Sebagai Komisaris
Tahun 1982 – 2011.
Atas Pengabdian Dan Pengorbanannya Yang Luar Biasa Selama
Lebih Dari 40 Tahun, Karmaka Surjaudaja Dan Lelarati Lukman Diberikan Gelar Chairman
Emeritus Serta Commissioner Emeritus, Dan Senior Advisor Di
Bank Ocbc Nisp Pada Tahun 2008. Sejak Tahun 2015 Kemudian Berubah Menjadi Founding
Chairman Dan Founding Chairwoman. Walaupun Mereka Tidak Lagi Menjabat Secara Struktural, Tapi
Landasan, Nilai, Dan Budaya Yang Diterapkan Keduanya Terus Melekat Dalam Hati
Seluruh Keluarga Besar Bank. Sejak Awal Pendirian, Bank Dijalankan Dengan
Mengedepankan Prinsip Kehati-Hatian Dan Fokus Untuk Melayani Segmen Usaha Kecil
Dan Menengah (Ukm).
Pada Tahun 1967, Bank Menaikkan Status Operasionalnya Dari
Bank Tabungan Menjadi Bank Komersial. Peningkatan Status Tersebut Didukung Atas
Keberhasilan Perusahaan Yang Terus Bertumbuh Di Tengah Kondisi Kekacauan
Ekonomi Dan Politik Yang Kurang Kondusif Pada Tahun Itu. Sejalan Dengan
Perkembangan Yang Dicapai, Bank Kemudian Dinaikkan Statusnya Menjadi Bank
Devisa Pada Tahun 1990. Dalam Rangka Mengantisipasi Pasar Yang Makin Terbuka
Dan Persaingan Serta Memperkuat Struktur Permodalan, Bank Mencatatkan Sahamnya
Di Bursa Efek Indonesia (Dahulu Bursa Efek Jakarta) Pada Tahun 1994.
Pencatatan Saham Ini Menjadikan Bank Sebagai Perusahaan
Terbuka. Anggaran Dasar Bank Juga Sudah Mengalami Beberapa Kali Perubahan,
Terakhir Dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 33 Tanggal 9 April 2015
Yang Dibuat Di Hadapan Notaris Fathiah Helmi, Sh, Di Jakarta. Akta Tersebut
Telah Dicatat Oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum – Kementerian
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. Ahuah.01.03-0929451 Tanggal
5 Mei 2015 Dan Telah Didaftarkan Dalam Daftar Perusahaan No.
Ahu-3500716.Ah.01.11. Tahun 2015 Tanggal 5 Mei 2015.
Sumber: